Unduhilustrasi vektor Tongkat Sihir Dan Topi Fokus Dan Ilusi Legerdemain Dan Trik ini sekarang. Dan cari lebih banyak seni vektor bebas royalti yang menampilkan Tongkat sihir grafik yang tersedia untuk diunduh dengan cepat dan mudah di perpustakaan iStock. Sebelumkamu, tuan tanah Toisah datang dengan masalah yang sama. Dia punya tanah sawah empat setngah bahu, kemudian lima ekor kerbau sapi dan sebuah rumah. Anak-anaknya merebutkan itu dan itu alasan dia ingin mati.” “Saya tidak punya alasan untuk itu kalau aku mati harus dengan menunggu jadi tuan tanah, aku lebih susah lagi untuk mati. TuanTapa berkelahi dan berhasil membunuh naga jantan. Naga betina melarikan diri walaupun pada akhirnya tewas juga. Bekas-bekas pertempuran yang berserakan, antara lain tapak raksasa, tongkat, dan topi Tuan Tapa menjadi bukti dari legenda itu dan bisa disaksikan sampai sekarang. Namanya juga legenda, kita tidak pernah tahu realitas Fast Money. Kabupaten Aceh Selatan tak hanya menyimpan berbagai tempat wisata pantai yang masih perawan dan eksotik. Aceh Selatan juga dikenal dengan daerah yang kental akan legenda seorang pertapa sakti bernama Tuan Tapa. Nama beliau bahkan diabadikan menjadi ibukota Kabupaten Aceh Selatan yaitu Kota Tapak Tuan. Begitu juga sebuah situs yang dipercaya bekas pijakan beliau yang lebih dikenal dengan Tapak Tuan Tapa. Situs Tapak Tuan Tapa ini kini menjadi tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Tak hanya wisatawan lokal, banyak pengunjung yang datang dari luar kota hingga mancanegara yang penasaran ingin melihat langsung jejak kaki raksasa yang ada di bibir pantai tersebut. Meskipun kebenarannya masih diragukan, tempat wisata ini tetap saja menarik untuk dikunjungi. Tepatnya, situs yang melegenda ini terletak pada Gampong Pasar, Kecamtan Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Jika ingin berwisata di Tapak Tuan Tapa, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak kurang lebih 1,5 kilometer atau dengan melakukan perjalanan selama 10 menit dari pusat Kota Tapak Tuan. Tempat wisata Tapak Tuan Tapa ini tepat berada di kaki Gunung Lampo, dan langsung berbatasan dengan Samudra Hindia. Untuk menuju lokasi tempat wisata ini wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum yang tersedia di Aceh Selatan. Legenda Tuan Tapa Konon dahulu hiduplah dua ekor naga yang berasal dari Negeri Tirai Bambu, kedua naga tersebut tak memiliki anak sehingga sangat senang ketika menemukan sebuah bayi manusia yang terombang-ambing dilautan. Bayi ini terdampar dilautan karena kapal dari orang tuanya yang hancur diterjang oleh badai. Bayi tersebut dirawat oleh kedua naga tersebut hingga tumbuh dewasa dan menjadi seorang perempuan cantik yang juga dikenal dengan putri naga. Ketika beranjak dewasa, Putri Naga merasa tak betah karena dirinya sadar bahwa ia bukan anak kandung dari naga melainkan manusia. Putri pun beberapa kali meminta izin kepada kedua naga tersebut agar diperbolehkan mencari orang tuanya. Namun karena takut kehilangan anak angkatnya, kedua naga tak pernah mengizinkan sang putri untuk keluar dari tempat tinggalnya. Suatu hari, kedua naga ini hendak pergi untuk waktu yang cukup lama. Setelah cukup lama meninggalkan sang putri sendiri, sang putri nekat untuk keluar dari goa tempat tinggalnya dan pergi ke pesisir pantai. Disana, ada sebuah kapal yang ditumpangi seorang pangeran yang jatuh hati kepada sang putri. Akhirnya, sang putri pun dibawa kapal tersebut untuk mencari sang orang tua kandungnya. Sang naga betina yang merasa tak enak hati, akhirnya memutuskan untuk kembali dan benar saja dia tak lagi menemukan putrinya di dalam goa. Kedua naga yang marah tersebut mencari disetiap kapal yang mereka temui di lautan hingga akhirnya bertemu dengan kapal yang membawa putrinya. Murkalah kedua naga ini dan mengobrak-abrik kapal tersebut. Suara teriakan dan raungan awak kapal yang ketakutan mengusik pertapaan Tuan Tapa. Keluarlah Tuan Tapa dari tempat persemedian dan mengubah dirinya menjadi raksasa. Beliau bertolak ke puncak sebuah gunung sebelum melompat ke lautan untuk melawan kedua naga tersebut. Dalam lompatan tersebut, Tuan Tapa berpijak pada sebuah batu sehingga meninggalkan jejak kaki manusia dengan ukuran yang sangat besar. Singkatnya, Tuan Tapa berhasil membunuh si naga jantan dengan tongkat saktinya hingga tubuh naga hancur. Sang putri pun akhirnya kembali ke pelukan sang orang tua dan hidup bahagia. Naga betina yang ketakukan pun akhirnya melarikan diri. Legenda ini juga dikaitkan dengan berbagai tempat wisata seperti batu berbentuk kopiah dan tongkat yang dipercaya merupakan miliki Tuan Tapa. Setelah peristiwa pertempuran dengan naga tersebut, Tuan Tapa menghilang di sebuah tempat yang dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhir sang pertapa. Tempat ini berada di depan Masjid Tuo yang terletak di Kelurahan Padang, Kecamatan Tapak Tuan, Aceh Selatan. Dari situs Tapak Tuan Tapa, Makam Tuan Tapa hanya berjarak sekitar 200 meter saja. Pesona Tapak Tuan Tapa Untuk melihat Tapak Tuan Tapa dari dekat diperlukan usaha ekstra bagi wisatawan. Dari pintu masuk, wisatawan bisa menggunakan anak tangga serta sebuah bangunan baru yang diberi pembatas guna keselamatan wisatawan. Dari sini akan terlihat dengan jelas jejak kaki raksasa tersebut yang tepat berada di tepi samudra. Jika ingin lebih dekat, wisatawan harus melewati bebatuan karang yang licin terkena air laut. Wisatawan diharapkan untuk berhati-hati ketika ingin lebih dekat melihat Tapak Tuan Tapa tersebut karena telah banyak korban yang tersapu gelombang besar samudra. Sesampainya dilokasi, akan terlihat begitu jelas sebuah jejak kaki raksasa yang diperkirakan memiliki ukuran panjang 6 meter dan lebar 2,5 meter. Jejak kaki tersebut tepat berada diatas batu karang, dan nampak begitu mirip dengan jejak manusia. Sungguh luar biasa misteri yang terkandung didalamnya, meskipun legenda tersebut masih belum bisa dipastikan kebenarannya, situs ini memang menjadi salah satu bukti bahwa cerita yang secara turun temurun sudah ada sejak dulu ini benar adanya. Situs Tapak Tuan Tapa ini memang telah beberapa kali mengalami pemugaran sehingga tak lagi terlihat alami. Permukaannya telah dilapisi oleh semen, namun bentuk asli dari situs tersebut sama sekali tak dirubah. Dari sini wisatawan juga bisa merasakan hembusan angin laut yang kencang khas dari Samudra Hindia. Tak jauh dari Tapak Tuan Tapa ini juga terdapat batu yang berbentuk kopiah, yang dipercaya dulunya merupakan kopiah milik Tuan Tapa yang berubah menjadi batu. Selain itu juga terdapat batu berbentuk tongkat, sayangnya batu tersebut letaknya ditengah laut sehingga wisatawan tak bisa melihatnya secara dekat. Setelah puas menikmati situs Tapak Tuan Tapa, wisatawan bisa bertolak ke Makam Tuan Tapa yang lokasinya tak jauh. Hanya dengan berjalan sekitar 10 menit di depan Masjid Tuo, wisatawan bisa menemukan makam dari sang pertapa yang memiliki kesaktian tinggi tersebut. Makam ini juga tak pernah sepi dari peziarah. Fasilitas Tapak Tuan Tapa Fasilitas yang terdapat di lokasi wisata Tapak Tuan Tapa ini bisa dikatakan cukup lengkap, terdapat area parkir yang cukup luas dan juga toilet umum. Selain itu, juga terdapat mushola dan masjid disekitar lokasi yang bisa digunakan wisatawan muslim untuk beribadah. Tempat wisata ini juga telah dilengkapi dengan pagar pembatas sehingga wisatawan lebih merasa aman untuk melihat situs yang telah melegenda tersebut. Jika perut telah keroncongan, wisatawan bisa mencicipi beberapa kuliner diwarung-warung sekitar lokasi. Terdapat pula kedai-kedai yang menjajakan kopi khas Aceh. Baca Juga Pantai Pasir Setumpuk, Surga Kecil di Balik Perbukitan Aceh Selatan Disekitar tempat wisata ini juga tersedia tempat-tempat duduk sederhana yang terbuat dari kayu. Tempat duduk ini menghadap kelaut sehingga wisatawan bisa menikmati keindahan hamparan lautan secara langsung. Wisatawan juga bisa menginap dengan menyewa hotel atau penginapan disekitar lokasi wisata. Berwisata di Tapak Tuan Tapa memang memberikan pengalaman tersendiri, berikut kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan ketika berada di lokasi. Melihat Jejak Kaki Raksasa Situs Tapak Tuan Tapa memang memiliki daya tarik tersendiri yang membuat orang akan penasaran ketika mendengar ada sebuah jejak kaki raksasa. Disini kamu bisa melihat jejak tersebut dengan jelas, dan sangat nyata. Entah jejak tersebut terjadi karena adanya proses alam atau legenda dari Tuan Tapa itu benar adanya, tempat wisata memang masih menyimpan misteri. Selain melihat jejak kaki raksasa, kamu juga bisa menikmati keindahan yang masih terasa alami di kaki Gunung Lampo tersebut. Letaknya yang berada tepat ditepi samudra, juga menjadi nilai tambah tersendiri. Kamu bisa melihat situs melegenda tersebut, sembari menikmati hembusan angin laut dan gemuruh ombak yang menerpa karang. Hunting Foto Ketika berada pada Situs Tapak Tuan Tapa jangan lupa untuk mengabadikan momen tersebut dengan berfoto. Kamu bisa berfoto di sebelah jejak raksasa tersebut atau juga bisa di atas bangunan yang dikhususkan untuk wisatawan. Tetap berhati-hatilah ketika berpose didepan kamera, karena tak jarang gelombang besar samudra akan naik hingga ke bebatuan karang. Bawalah kamera yang bagus agar fotomu lebih maksimal, tentunya akan sangat menarik jika kamu bepose dengan latar belakang jejak kaki raksasa dan panorama lautan dengan ombaknya yang ganas. Kamu juga bisa bernarsis ria di atas bebatuan karang disekitar jejak tersebut, namun biasanya kamu harus mengantri karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Situs Tapak Tuan Tapa ini. Baca Juga 250 Tempat Wisata di Aceh Paling Menarik dan Wajib Dikunjungi Peta Lokasi Tapak Tuan Tapa Tips Berwisata di Tapak Tuan Tapa Berhati-hatilah ketika berjalan diatas bebatuan karena sangat licin. Dilarang berkata tak sopan, dan jaga selalu perilaku ketika berada di tempat ini. Dilarang berkunjung pada malam hari. Dilarang turun melewati bebatuan karang ketika tengah hujan. Selalu taati peraturan yang ada di situs Tapak Tuan Tapa. Jangan membuang sampah sembarang di tempat wisata tersebut. Wisatawan dilarang turun, jika air laut tengah pasang. Galeri Foto Tapak Tuan TapaSelamat Datang di Tapak Tuan TapaPotret Tapak Tuan Tapa, Jejak Kaki Manusia RaksasaPotret Area Tapak Tuan Tapa dari UdaraSpot Foto Diatas Bebatuan KarangPotret Para Pengunjung di Tapak Tuan Tapa Wisata Tapak bekas tapak manusia dari Tuan Tapa. Foto Dok. semesta menyimpan banyak misteri yang tak hanya membuat manusia bertanya-tanya tetapi juga takjub akan keberadaanya. Seperti halnya keberadaan telapak kaki raksasa yang tercetak di sebuah batu karang di Kabupaten Aceh Selatan ini. Bernama Tapak Tuan Tapa, tempat wisata unik satu ini terkenal dengan legendanya yang tak biasa. Unik!Wisata alam Tapak Tuan begitu melegenda dan dianggap mistis oleh masyarakat setempat. Tapak Tuan berasal dari dua suku kata 'Tapak' dan 'Tuan'. Penamaan itu tidak terlepas dari legenda Tuan Tapa dan keberadaan tapak kaki raksasa di sana. Legenda ini menjadi cerita rakyat turun-temurun dan dipercaya hingga saat Tuan Tapa dan Pertempuran Melawan NagaDikutip dari misteri telapak kaki raksasa ini konon berawal dari legenda seorang petapa sakti bertubuh raksasa bernama Syekh Tuan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah menyembah Tuhannya, selalu berdzikir, dan terus mengingat nama Sang Pencipta, baik saat matanya terbuka ataupun keadaan tak sadar pun hatinya selalu dipenuhi dengan cintanya kepada Sang Maha Pencipta. Hal itu, ditujukan dengan waktunya yang setiap harinya dihabiskan untuk bertapa di sebuah gua di Aceh ketekunan hati dan kesungguhannya dalam mengeja dan senantiasa mengagungkan nama Tuhannya itu, Tuan Tapa sering diberikan ilham tentang berbagai hal gaib yang tak banyak diketahui manusia cerita, saat tengah bersemedi, Syekh Tuan Tapa terusik oleh pertempuran seorang raja dari Kerajaan Asralanoka asal Samudra Hindia yang hendak mengambil anaknya yang dari dua Tuan Tapa lalu keluar dari gua untuk membantu sang raja yang tengah kesusahan di tengah lautan. Bahkan, jejak kakinya saat melompat tersisa di situs tersebut. Cikal Bakal Masyarakat Tapak TuanSetelah pertempuran sengit itu dua naga tewas di tangan Syekh Tuan Tapa yang bersenjatakan tongkat kayu, dan sang raja bisa kembali mendapatkan Sang Putri telah kembali ke pelukan raja dan permaisuri, namun keduanya tidak kembali lagi ke kerajaan dan memilih menetap di Aceh. Keluarga kerajaan itu lalu bermukim di dekat gua Syekh Tuan Tapa, yang kemudian menjadi cikal bakal pemukiman Tapak lama berselang setelah kejadian itu, Syekh Tuan Tapa juga menghilang secara tiba-tiba. Selain tapak raksasa, tak jauh dari sana juga terdapat batu di tengah laut yang diyakini sebagai kopiah Tuan Tapa yang kini sudah menjadi Tarik Wisata Tapak Tuan TapaSelain jejak kaki raksasa, di sini kamu juga bisa menikmati panorama lautan lepas dan juga keindahan Gunung angin laut dan gemuruh ombak yang menerpa karang seakan menambah syahdu tempat wisata daya tarik yang dimiliki, tak heran tempat wisata ini sangat ramai dikunjungi para wisatawan lokal maupun asing. Tak sedikit dari mereka yang ingin melihat dan berfoto langsung dengan jejak kaki raksasa sekitar 5 km dari tapak raksasa, kamu juga bisa menemukan karang berbentuk hati di Desa Batu Itam dan sisik naga di Desa Batu Merah. Menurut cerita, karang tersebut merupakan bekas potongan tubuh naga jantan yang kalah ada juga karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, yang terletak sekitar 20 km dari tapak kaki raksasa. Konon karang itu sisa kapal raja dan permaisuri Kerajaan Asralanoka yang hancur ketika itu, ada pula makam raksasa dengan lebar 2 meter dan panjang 15 meter di Masjid Tuo, Kelurahan Padang, Tapak Tuan, yang letaknya sekitar 1 km dari tapak kaki raksasa. Makam tersebut diyakini sebagai Makam Tuan wisata tapak sendiri juga memiliki mitos, yaitu peraturan yang harus anda patuhi saat berkunjung ke sana. Peraturannya sederhana, yaitu tidak boleh terlalu girang, takabur, berkata kotor, dan melakukan perbuatan yang tidak melanggar maka siap-siap ombak akan menyeret dan menenggelamkan. Terlepas dari hal tersebut, Tapak Tuan Tapa di Aceh menjadi salah satu tempat wisata menarik yang ada di menurutmu? Tertarik berkunjung ke sini? Cerita rakyat Aceh legenda tempat wisata Tapak Tuan dengan kopiah dan tongkat Tuan Tapa di Aceh sangat terkenal dengan sebuah Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga. Cerita tersebut sangat hidup didalam masyarakat disana yang sangat mudah untuk dapat kita dengar dari A sampai Z. Adapun Legenda tersebut dibarengi dengan ornamen ornamen yang memiliki bentuk dan rupa seperti yang tersebut di dalam cerita tersebut. Ada baiknya saya ceritakan sedikit tentang Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga itu.” Alkisah, dizaman dahulu kala, ribuan tahun lalu, di Aceh Selatan hidup dua ekor naga yang sangat perkasa dan memiliki ilmu sakti mandraguna. Sepasang naga ini, memiliki anak yang bernama Putri Naga. Putri ini cantik jelita. Putri nan rupawan ini, katanya didapat dari perebutan sepasang Naga Jantan dan Betina dengan orangtua sang ceritanya, suatu ketika – tidak ada masyarakat yang mengetahui tahun pasti, sepasang naga tengah berjalan-jalan menyusuri lautan yang bergelombang. Si Naga jantan tiba-tiba berhenti, tertegun memperhatikan sebuah titik hitam di tengah laut. Titik hitam itu menarik perhatiannya. Lamat-lamat titik hitam itu mendekat ke arah sang naga. Gelombang laut yang membawanya mendekat. Si Naga Jantan dan Betina terus memperhatikan titik hitam itu. Ketika titik hitam itu semakin mendekat, Sang Naga terjun alang kepalang. Titik hitam itu adalah tiga sosok manusia, berada lam perahu kecil yang diombang-ambingkan gelombang laut Aceh Selatan. Ketiga manusia itu adalah sepasang suami-istri bersama bayinya. Bayi mungil ini berada dalam pangkuan ibunya. Mereka sengaja datang ke daerah itu bermaksud mencari rempah-rempah yang keberadaannya sudah cukup dikenal. Aceh Selatan sejak zaman Belanda menjajah daerah itu memang dikenal kaya akan hasil alam. Nilam, Cengkeh dan Pala merupakan tumbuhan yang dominan disana. Bahkan tumbuhan itu hingga kini menjadi komuditi unggulan daerah melihat ketiga anak manusia itu, Sepasang Naga sakti yang bisa melakukan terhentak. Lalu, dia meniup perahu yang sudah sangat dekat itu. Sekali tiup saja, perahu kecil itu terombang-ambing dan tenggelam ditelan ombak deras. Kemudian Naga Betina, menjulurkan lidahnya menangkap putri kecil yang terhempas dari perahu Naga ini sangat senang mendapatkan putri berbentuk manusia. Konon naga itu memang sudah lama mengidam-idamkan seorang putri. ”Setelah selamat dan menepi kedarat orangtua si Putri begitu sedih kehilangan buah hatinya dan tidak tahu ke mana putrinya menghilang. Mereka berpikir bahwa anak perempuan kesayangannya sudah hilang tenggelam dalam lautan dan badai atau hilang entah ke mana. Akhirnya sepasang naga membawa putri mungil hasil rampasan mereka ke sebuah pulau, pulau ini terletak di Batu Hitam, Kecamatan Tapaktuan Aceh Naga itu sangat menyanyangi putri pungut mereka. Bahkan, Naga betina selalu memeluk putri kecil dalam cengkeramnya agar tidak hilang. Sang Putri kecil, setelah sadar dari pingsannya, menangis sejadi-jadinya begitu melihat sosok Naga aneh dan menyeramkan. Si Putri kecil Ia takut. Diapun terus menangis sekuat-kuatnya. Naga betina pusing memikirkan tangisan putri itu. Terpaksa dia menggunakan kesaktiannya untuk menenangkan si Putri agar tak mengeluarkan air mata ini diberi nama Putri Bungsu. Mereka sangat mengasihi putri ini. Bahkan Naga Jantan menciptakan tempat bermain nan indah di gunung itu. Semua buah-buahan dan minuman tersedia disana. Semua itu dilakukan agar Putri Bungsu betah tinggal bersama mereka. ”Putri inilah yang kemudian disebut Putri Naga,”.Waktu terus bergulir. Putri Bungsu merangkak remaja. Dia menetap bersama naga disebuah gua yang dalam. Suatu hari, sang Putri Bungsu secara tak sengaja mendengar obrolan sepasang Naga. Dari luar gua dia terus menyimak percakapan itu. Dia tersentak. Sadar, bahwa dirinya bukan keturunan naga. Dia memiliki orang tua yang juga berasal dari bangsa manusia. Niat untuk melarikan diripun muncul dalam benaknya. Putri Bungsu tidak gegabah. Dia bersabar untuk menemukan waktu yang tepat melarikan diri dari gunung itu. Dia takut akan kesaktian kedua naga yang dinantikanpun tiba. Dari atas gunung, Putri Bungsu melihat sebuah kapal berlayar dibawah kaki gunung itu. Gunung ini memang tepat berada di depan laut. Naga Jantan kala itu sedang tertidur dipinggir laut. Perlahan dia mengangkat kaki, sedikit menjinjing agar langkahnya tidak didengar Naga layar semakin dekat. Dia bimbang. Teringat akan kesaktian naga tersebut. Jarak Naga Jantan beristirahat dengan laut sangat dekat. Khawatir ketahuan, diapun mengurungkan niat untuk kabur dari gunung Putri nan cantik jelita itu mencari akal. Ide cemerlangpun muncul dikepalanya. Satu dia mengajak pasangan Naga berjalan-jalan menyusuri pantai di pulau itu. Naga kelelahan dan tertidur pulas. Putri Bungsu tak menyianyiakan kesempatan emas itu. Kakinya diseret ke atas sebuah bukit kecil yang dekat dengan laut. Agar dia bisa melihat perahu yang melintas. Jarang sekali perahu yang mahu mendekat ke pulau itu. Namun hari itu keberuntungan Putri Naga. Sebuah perahu kecil merapat. Dia melambaikan tangan. Awak perahu ada yang bungsu naik ke atas kapal dan ikut bersama awak kapal itu. Naga yang baru terbangun dari tidur, terkejut setengah mati. Putri kesanyangannya telah pergi. Dalam benaknya, Naga berujar, pasti perahu itu yang melarikan putriku. Dia mengejar perahu yang berjalan sangat pelan apa hubungan Putri Bungsu, Naga dan Tuan Tapa? sabar…. saya akan lanjutkan ya.. Sepasang Naga itu mengejar perahu tersebut. Sementara itu, di Gua Kalam, tidak jauh dari bukit itu, seorang manusia sedang bertapa. Dia tersentak dari pertapaanya. Seakan dia sadar akan ada bencana besar dibumi. Inilah Tuan Tapa. Dia keluar dari gua tersebut. Lalu menatap ke laut lepas. Terlihat sepasang Naga dengan kemarahan puncak sedang mengejar sebuah perahu nelayan. Tuan Tapa terkenal dengan tongkat Naga yang sedang mengejar perahu. Perkelahian hebatpun tak dapat dihindarkan. Dari mulut kedua Naga menyemburkan api. Tuan Tapa menghela tongkatnya hingga mengeluarkan air deras dan memadamkan api Naga. Tak mau kalah, sang Naga jantan pun mengeluarkan ribuan anak panah berapi yang diarahkan ke Tuan Tapa. Tuan Tapa bisa menghindari serangan itu. Tak ketinggalan, Naga betina juga mengeluarkan pisau-pisau beracun yang juga berhasil dielakkan Tuan terus-menerus mengeluarkan kekuatannya, kesaktian kedua Naga mulai berkurang. Kesempatan itu dimanfaatkan Tuan Tapa untuk menyerang lebih dahsyat. Dengan tongkat sakti miliknya, Tuan Tapa mengayunkan benda panjang itu ke arah dua betina, mencoba menghindar dengan cara melarikan diri menjauhi Tuan Tapa. Saat lari kencang tak tahu arah itulah sang Naga betina menabrak sebuah pulau hingga terbelah pulau. Pulau terbelah ini kemudian oleh masyarakat Aceh Selatan disebut sebagai Pulau Dua, di Kecamatan Tapaktuan Aceh SelatanSementara Tuan Tapa mengejar sang Naga jantan yang sudah terluka akibat serangan tongkat sakti’. Tuan Tapa memukul tongkat saktinya bertubi-tubi ke tubuh Naga jantan hingga hancur berkeping-keping dan jatuh terjerembab ke tanah. Tubuh Naga jantan hancur berserakan dan darah berceceran yang menyebar memerahkan tanah, bebatuan dan ini bekas tempat ceceran darah Naga itu kini masih terlihat berupa tanah dan batu yang memerah. Kini disebut dengan Tanah Merah Batu Mirah . Sedangkan hati sang Naga, yang pecah dan terlempar menjadi beberapa bagian akibat pukulan tongkat sakti Tuan Tapa, peninggalannya hingga sekarang masih terlihat berupa batu-batu berwarna hitam berbentuk hati. Daerah ini kemudian diberi nama Desa Batu Hitam, masih dikecamatan yang di tempat pertempuran Naga dan Tuan Tapa, masih meninggalkan jejak berupa tongkat. Tongkat mirip baru itu, dipercayai sebagai tongkat Tuan nasib sang Putri? Sang Putri akhirnya kembali hidup normal layaknya manusia dan hidup bahagia bersama kedua orangtuanya. Putri Bungsu kemudian mendapat julukan sebagai Putri Naga’.”Dan Lagenda ini telah diperkuat dengan subuah bukti yang telah ditinggalkan oleh Si Tuan Tapa berupa Tongkat dan Topinya yang berapa di tengah laut Tapaktuan dan hanya bisa di lihat dari sebuah gunung yang bernama Gunung Lampu menjelang senja hari saja. Kemudian sebuah Tapak kaki dan makam Tuan Tapa yang ukurannya wowww,,, that is so big,,, .Begitulah sedikit cerita tentang Legenda Kota Tapaktuan. Karena kisah ini pula, orang menyebutkan Aceh Selatan sebagai Kota Naga. Bahkan, jika memasuki kota Tapaktuan pemerintah Daerah Aceh Selatan mengukir gambar naga tepat di dinding pinggir jalan. Sekitar seratus meter dari arah timur kantor Bupati Aceh Selatan

tongkat dan topi tuan tapa